Saatini, semakin banyak muslimah yang mengenakan hijab dan berbusana syari'i. Namun, tidak jarang juga muslimah yang masih ragu untuk berhijab. Banyak alasan yang menyebabkan banyak muslimah masih ragu untuk berhijab seperti merasa belum baik akhlaknya, tuntutan pekerjaan, takut tidak bisa istiqomah, hingga merasa belum mendapatkan hidayah.
KisahPara Penginjil & Pendeta Yang Mendapat Hidayah : KEZALIMAN MEDIA MASSA MAINSTREAM TERHADAP ISLAM :http://kezali
GridHypeid- Berhijab merupakan hal yang wajib bagi wanita Islam. Menggunakan hijab bisa menutup aurat sesuai dengan syariat Islam. Sejumlah orang mungkin akan merasa kesulitan saat ingin memulai menggunakan hijab. Ada banyak pertimbangan yang membuat hati masih merasa ragu. Tujuan memakai hijab pada dasarnya adalah agar aurat kita tidak
Takjarang di dalam lubuk hatimu, ada perasaan ingin memakainya, tapi kamu masih sering ragu. Kamu merasa belum siap lahir dan batin. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang membuatmu menunda keputusan untuk memakai hijab. Masih ragu dan perlu diyakinkan Berikut alasan kenapa kamu gak usah ragu-ragu buat memutuskan pakai hijab mulai sekarang. 1.
Berandamuslimah masih ragu berjilbab, semoga tulisan ini dapat mengubah mindset anda. Kita ini ingin disebut anak gaul atau menaati perintah Allah. Atau pemikiran seperti ini, kerudung itu hal kecil dan tidak perlu dipermasalahkan. Nah, masalah besar itu awalnya masalah kecil yang diremehkan dan terus ditumpuk hingga akhirnya bisa meledak
WandaHamidah mengaku dirinya sedang belajar menggunakan hijab, saat tampil mengisi acara di stasiun TV. Terkait penampilan barunya, Wanda Hamidah berharap bisa istiqomah memakai hijab. Dikutip
1Fo1695. Pernah nggak sih, kamu tergoda untuk melepas hijab setelah cukup lama mengenakannya? Dengan alasan yang beragam. Tenang, jangan terpuruk menyalahkan diri kalau kebetulan godaan untuk melepas hijab menghampiri. Yang kamu perlu lakoni adalah meneguhkan hatimu lagi untuk istiqomah menutup aurat. Kadang upaya untuk istiqomah itu bisa didapat dari hal yang sederhana. Sesederhana bercengkrama dengan dirimu sendiri di hadapan cermin. Kamu bisa menguatkan tekadmu untuk terus berhijab dengan mengucapkan kalimat-kalimat ini pada dirimu sendiri. Karena kadang kamu butuh untuk meneguhkan hati untuk terus istiqomah Tanggung jawab berhijab memang besar. Tapi ya, diiringi saja dengan terus berbenah diri. Bismillah’Jangan jadikan hijab sebagai beban. Nikmati saja prosesnya karena berbenah diri juga butuh waktu. Pun ketika kamu merasa akhlakmu belum sempurna, jangan lantas menyerah dan melepasnya. Tutupi auratmu lebih dulu, sembari membenahi akhlak secara Godaan melepas hijab memang banyak, apalagi cuaca ekstrem yang bikin tambah gerah. Bisa diakali dengan berganti bahan hijab yang adem kok, meski nyaman itu mulainya harus dari hati’Banyak dari para hijaber pemula yang merasa nggak nyaman saat mengenakan hijab. Entah perasaan panas atau kepala yang jadi pusing. Terkait hal ini kita nggak bisa menyalahkan hijabnya, tapi mungkin pemilihan bahan dan cara mengenakannya yang perlu dibenahi. Banyak kok hijab yang adem dan nyaman di Toh, kalau aku lagi pingin memakai baju terbuka, aku tetap bisa memakainya saat tengah sendirian’Berhijab, bukan berarti kamu nggak bisa pakai outfit seperti ini. Selama kamu lagi sendirian di kamar, ya kenapa nggak?4. Mengenakan hijab bikin hati terasa aman, paling parah digodanya pakai Assalamualaikum’Assalamualaikum, cantik!’Memang sih, pakai hijab nggak menjamin kamu bebas digoda kalau lagi jalan. Tapi, separah-parahnya, paling digoda pakai assalamualaikum..5. Meski sesekali pingin sih menunjukkan gaya rambut baruku ke pacar. Tapi, akhirnya dia yang bisa menunggu sampai kita halal pasti adalah pilihan terbaik’Ini mungkin sempat singgah di benak kamu yang saat ini punya pacar. Namanya juga dengan orang tersayang, selalu ada hasrat untuk tampil memesona di depan dia. Ehem, tapi ingat saja, jangan tergoda copot jilbab hanya demi dia yang belum halal. Bersabarlah, sampai kamu dan dia benar-benar halal sebagai Kalau aku tergoda untuk bertindak khilaf, penutup kepala ini bisa jadi alarm untukku kembali ke jalan yang baik’Nggak ada manusia yang buku amalnya bersih dari noda. Ketika diri mulai khilaf, hijab yang kamu kenakan bisa jadi pengingat bahwa kamu punya tanggung jawab untuk memperbaiki akhlak. Malu dong sama Tuhan, berhijab tapi masih hobi gibah…7. Kalau pakai hijab kan, mau buang sampah sembarang aja malu. Masa iyah pakai hijab tapi nggak peduli lingkungan?’Hijab juga menyetir setiap tingkah lakumu setiap waktu. Apakah sudah sesuai dengan norma atau belum. Tutur kata pun begitu jaga. Bahkan sesederhana membuang sampah pada Berhijab nggak membatasi pergaulanku kok. Yang benar itu menyeleksi diri untuk bergaul di lingkungan yang baik’Setelah berhijab, kamu selalu berusaha untuk bergaul dengan orang-orang yang membawa dampak positif. Mereka yang selalu mengajak pada kebaikan dan asyik untuk bertukar pikiran. Jadi, nggak ada alasan untukmu melepas hijab hanya karena kamu takut terbatasi Jangan sampai Allah kecewa karena aku copot hijab demi terlihat seksi di depan khalayak’Sebagian kamu mungkin pernah tergoda untuk kembali membuka aurat karena ingin tampil seksi di depan umum. Kalau sudah begini, kamu hanya perlu ingat satu hal bahwa Allah akan sangat kecewa pada seseorang yang lebih mengharapkan pengakuan manusia ketimbang Hijab juga bikin aku jadi rajin solat. Malu ah, aurat ditutup tapi solat masih bolong-bolong..’Berhijab memacumu untuk lebih rajin beribadah. Malu banget rasanya kalau aurat ditutup, tapi masih malas beribadah. Berhijab makin mendekatkanmu 10 kalimat di atas mampu meneguhkan hatimu yang saat ini tengah meragu. Teguhkan hatimu untuk istiqomah menutup aurat ya, girls!
Sudah ada keinginan dan niat untuk berhijab namun bingung bagaimana cara memulainya? Ingin berjilbab tapi belum siap, malu? Masih ada perasaan ragu, bimbang dan semacamnya? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berikut ini adalah 4 tips bagaimana cara memantapkan hati untuk berhijab. 1. Coba baca buku-buku cari tahu apa sih manfaatnya wanita menutup aurat, Apa kerugian terbesar wanita yg tidak menutup aurat foto facebook/ustadzfelixsiauw Baca dalil nya, resapi, perbanyak ingat kematian. Dalam sehari itu berapa banyak laki-laki non mahram yang lihat aurat kita? Ada satpam, ada tukang bubur, ada supir angkot, semua laki-lai yang melihat aurat kita dalam sehari aja udah berapa? Itung.. belum lagi foto-foto kita yang di dunia maya tanpa hijab. Berapa banyak yang udah lihat dalam 24 jam itu di socmed. Silakan itung. Nah, dalam sebulan udah berap orang? Setahun? 5 tahun terakhir? 10 tahun terakhir? Jangan numpuk dosa lagi, buruan tutup sekarang auratnya. "Rugi kalau auratmu yang berharga sampai bebas dilihat sama tukang-tukang di jalan. Bener apa bener?" Salah satu buku yang recommended buat kamu yang baru akan dan istoqomah berhijab adalah bukunya Ust. Felix Siauw yang berjudul "Yuk Berhijab". 2. Sering-sering ikut kajian Tidak usah takut kalau belum berhijab tapi datang ke kajian. Karena di majlis itu bebas siapa saja yg mau menimba ilmu silakan saja datang. Tidak usah bingung juga mikirin mau pakai baju apa di kajian. Datang aja dengan menutup aurat. Duduk, dengerin, dan deketin akhwat-akhwat yang sudah pada hijrah. Jangn malu, sebab kalau malu terus nggak akan maju-maju. Rutinkan buat dateng ngaji, ke kajian. Biasanya orang yang nggak pede pakai jilbab jadi termotivasi berjilbab setelah ia ikut kajian/ di sana ia dikelilingi wanita-wanita yang sudah menutup aurat juga. 3. Coba cari teman-teman yang sudah menutup aurat. Cari satu saja teman perempuan yang sudah menutup aurat dengan syari dan istiqomah Deketiiiin.. pepet terusss.. ambil ilmunya.... wallahi nggak bakal rugi punya teman yang begini. Karena sebaik-baik temen itu yang ngajak hijrah. Bukan yang tambah bikin jauh dari Allah. Jangan berasa garing gaul sama akhwat yang berhijab syari karena obrolannya juga pasti beda jauh sama temen-temen gaul kamu. Obrolan akhwat yang udah nyunah ya nggak bakal jauh dari ilmu akhirat. Bukan yang gila dunia lagi atau ngobrolin film/musik terbaru, yang begini sudah ngga ada gunanya. Banyakin temen-temen yang sudah hijrah. Deketin.. kalau ada kajian ikutan nggak usah malu. 4. Kalau tidak bisa juga dari semua tips-tips di atas, mungkin solusinya cari calon suami yang sholeh foto instagram/duniajilbab Tapi nggak jamin juga sih, soalnya kebanyakan laki-laki sholeh maunya sama yang sudah menutup aurat juga. Doa terus ke Allah, jangan sampai hijab pertama kamu adalah kain kafan. Naudzubillah... Nah, itulah tips agar memantapkan hati untuk berhijab. Semoga bermanfaat. Sumber tulisan instagram/ochi_chan95
Jika niatmu di awal sudah baik, pasti moralmu akan baik juga dengan sendirinya. Berhijab kok gossip? Berhijab kok korupsi? Berhijab kok pacaran? Berhijab kok menipu? Banyak sekali masyarakat yang menilai bahwa berhijab berarti harus memiliki akhlak yang baik, sehingga masih banyak orang yang menunda untuk memakai hijab dengan alasan belum siap karena akhlaknya. Padahal hijab adalah kewajiban seorang muslim. 1. Berhijab harus memiliki moral yang baik? Beberapa masyarakat masih menilai bahwa wanita berhijab harus memiliki moral yang baik. Padahal hijab dan moral adalah dua hal yang berbeda. Hijab adalah murni pernintah agama, hijab adalah suatu kewajiban bagi wanita muslim untuk menutup aurat tanpa melihat moralnya baik atau buruk. Wanita berhijab juga dapat berteman dan bergaul dengan siapa saja. Karena dalam agama pun wanita berhijab tidak dibatasi untuk berteman dengan siapa saja, selama masih berteman dalam batasan-batasan tertentu. Memiliki moral yang baik adalah tuntutan sosial, disamping itu juga agama mengajarkan untuk memiliki moral yang baik. Tapi kewajiban dalam berhijab tidak berhubungan langsung dengan akhlak dan moral seseorang. 2. Kenapa belum siap berhijab? Sebagian besar wanita muslim belum mau untuk berhijab karena merasa malu masih memiliki moral yang buruk. Itu artinya sebagian besar dari mereka belum memahami arti menutup aurat dalam islam. Sebagian dari mereka juga memilih untuk belum berhijab karena tutuntan pekerjaan, itu juga berarti masih ada golongan pekerjaan yang menganggap hijab dapat mengganggu aktivitas dalam bekerja. Sebenarnya hijab sendiri tidak menghalangi suatu pekerjaan. Karena dalam agama juga telah dijelaskan, Allah tidak akan pernah menyulitkan hambanya. Tapi sekarang karena sedang maraknya penyalahgunaan hijab oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, masih banyak wanita muslim yang takut berhijab karena takut tidak diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka bekerja. Seperti penyalahgunaan hijab yang dilakukan oleh beberapa koruptor wanita, mereka menggunakan hijab untuk menjadi tameng agar kedok mereka tidak terlihat. Dan juga penyalah gunaan hijab untuk keperluan bisnis-bisnis tertentu. Zacky Founder majalaya_hijrah, dia takut dibilang berhijab tapi moralnya masih buruk. Ini ada kesalahan dalam pandangan berhijab. Daripada tidak memakai hijab justru itu sudah mengumbar maksiat, jadi lebih baik berhijab. Nah mudah-mudahan bagi orang yang belum berhijab segera di beri hidayah, dan hidayah itu artinya petunjuk. Jadi hidayah itu bukan di tunggu tapi dengan dicari. 3. Kenapa masih memikirkan pendapat orang lain, jika kita ingin melakukan hal positif? Lingkungan sosial juga dapat mengubah pola pikir seseorang dengan sangat cepat. Yang sebelumnya seorang wanita ingin berhijab, tapi kemudian memutuskan untuk tidak jadi berhijab karena keadaan lingkungan yang belum bisa menerima-nya. Karena beberapa dari mereka takut diasingkan dari lingkungan social mereka. Lingkungan sosial itu berperan penting dalam pola pikir seseorang. Jika di lingkungan sosial ada yang mengatakan hal buruk, maka itu akan berdampak langsung dengan pola pikir kita. Dan itu juga dapat mengganggu kondisi psikologis seseorang. Ghifa 20, dalam ilmu psikologi jika kita menilai seseorang hanya karena dia berhijab tapi moral nya buruk sangat tidak manusiawi. Karena apa yang dikatakan tentang wanita berhijab itu dapat menyebabkan gangguan psikologis nantinya. Dan itu juga dapat menjerumus ke bullying. Dan cara membuat diri kita tetap pada pendirian agar tidak terpengaruh adalah dengan cara bersikap acuh tak acuh, tidak memperdulikan apa yang orang lain katakan tentang hijab yang akan di gunakan. Jika wanita muslim yang belum menggunakan hijab dan ingin menggunakan hijab, silahkan gunakan. Itu adalah niat baik. Dan jika kita selalu mendengarkan apa yang orang lain katakan, bagaimana kita akan melaksanakan niat baik tersebut. Anda adalah anda, anda tidak menjadi orang lain. 4. Tidak sedikit orang yang akan mendukung-mu untuk berhijab. Berhijab bukan berarti tidak boleh melakukan kesalahan. Karena masyarakat banyak yang menilai wanita berhijab adalah wanita yang sempurna, baik dalam segala hal. Akibatnya banyak wanita muslim yang memutuskan belum mau memakai hijab karena takut dicap buruk oleh lingkungan sosial mereka. Jadi kita harus bersama-sama peduli dengan wanita muslim yang masih belum berhijab dan mungkin akan ada yang menggunakan hijab. Karena lingkungan yang dapat membuat mereka berpikir untuk menggunakan hijab atau tidak menggunakan hijab. Jangan membuat mereka takut dengan argumen-argumen yang buruk, yang membuat mereka tetap belum siap menggunakan hijabnya. Padahal hijab adalah kewajiban dalam agama nya. Dan untuk wanita muslim yang baru akan memulai untuk berhijab, jangan takut untuk berhijab karena masih merasa memiliki moral yang buruk. Berhijab adalah tanggung jawab semua wanita muslim, dan moral adalah sikap dari individu pemakai hijab tersebut. Jadi hijab dan moral tidak berhubungan satu sama lain.
in Motivasi by Direksi – Menutup aurat memang menjadi kewajiban bagi setiap perempuan muslim. Namun kebanyakan perempuan enggan memakai jilbab karena alasan belum siap, ribet, panas dan lainnya. Sebenarnya pasti setiap perempuan ingin belajar lebih baik lagi, mencoba menata hati dan menjadi seorang perempuan shaleha. Berbagei gejolak pertentangan di hati nya pasti muncul ketika memikirkan masalah hijab. Banyak perempuan belum siap dan mengaku bahwa hatinya masih belum tertata, hatinya masih belum suci sesuci jilbab, namun yang perlu diketahui adalah hijab, jilbab dan sejenisnya bukan semata-mata menjadi lambang kesempurnaan akhlaq maupun hati seorang perempuan namun adalah sebuah kewajiban. Semua manusia pasti masih jauh dari kata sempurna yang dapat dilakukan adalah hanya terus dan terus memperbaiki diri. Jika banyak alasan dan menunda memakai jilbab atau sampei menunggu sempurnanya hati itu tidak akan mungkin. Memang tidak semua wanita berjilbab itu sholeha namun wanita sholeha itu pasti selalu berjilbab. Jika masih belum ingin memakai jilbab syar’i ya silahkan paling tidak, masih ada perasaan mereka untuk mencoba menjadi lebih baik dan memenuhi kewajiban mereka sebagei perempuan. Sadar atau tidak sadar dengan memakai hijab atau jilbab meraka pasti merasakan perubahan dalam hati mereka, sehingga hijab itu juga membawa kebaikan dalam diri seseorang. Membuat hati lebih tenang dan Tentram, dan perasaan ikhlas dan terjaga akan menyelimuti hati Menggunakan Hijab hati terasa lebih damai dan selalu ingin berdekatan dengan Alloh via Hijab membuat hati lebih tenang dan tentram karena dengan memakai hijab hati terasa semakin dekat dengan Tuhan, Perasaan ikhlas dan terjaga akan menyelimuti hati mereka. Perempuan yang mencoba memakai hijab mungkin awalnya akan sering mengeluh panas, ribet namun seiringnya berjalan waktu itu menjadi hal biasa dan membuat hati lebih nyaman. Memenuhi perintah Tuhan dengan memakai hijab pasti akan mampu membuka hati mereka sehingga hati terasa lebih damai dan selalu ingin berdekatan dengan Alloh. Ingatlah jangan terus menunggu kesempurnaan hati baru memakai hijab namun buatlah hatimu menjadi lebih sempurna bagei hijab seiring kamu memakainya. Menumbuhkan perasaan malu dan melatih diri menjadi lebih baik lagi Berhijab juga melatih menjadi sosok yang senantiasa memiliki rasa malu, karena hijab yang menutup aurotnya menjadikan hati seorang perempuan lebih terlatih untuk tidak memakai pakaian terbuka di hadapan laki-laki. Malu tersebut bukan hanya terhadap manusia namun juga merasa malu kepada Tuhan. Perasaan malu dalam berpakaian terbuka lamban laun akan tumbuh menjadi perasaan malu terhadap kelakuan sehari-hari misalnya sholat 5 waktu yang dulunya sering bolong-bolong, karena dia sadar akan hijabnya maka ia berusaha menunaikan semua kewajiban tersebut. Bahkan merasa malu jika adzan berkumandang namun ia tidak segera sholat, perasaan tersebut pasti muncul seiring dia memakai jilbab. Perasaan malu akan bertambah besar dan menjadikan pribadinya lebih baik lagi seperti ingin belajar mengaji, puasa dan lain sebaginya. Memulai itu memang sulit seperti bola salju ia terasa berat pada awalnya namun jika sudah terbiasa maka bola itu akan menggelinding sendiri dan bertambah ringan. Layaknya memakai jilbab juga pasti ada tahapan-tahapan yang harus dilalui, menata hati memang sangat sulit namun jika terus belajar sedikit-demi sedikit akan terasa perubahannya, entah kita sendiri menyadari atau tidak. Mulailah dengan hal kecil yang mudah terlebih dahulu biarkan ia mengalir seiring berjalannya waktu. Jangan hanya terus menunggu, seperti ketika ada sedikit cahaya kita harus segera menjemputnya lama-lama cahaya itu akan bertambah terang, bukan hanya menunggu menanti cahaya itu datang pada kita. Menjadikan kita Pribadi yang sabar dan jauh dari pikiran negatif Hijab mampu memberi pengaruh terhadap pikiran dan pribadi kita. Misalkan yang dulunya mudah emosi, berperasangka buruk, lama-lama akan mengikis dan berubah menjadi pribadi yang sabar dan selalu positif. Karena hati yang merasa tenang nyaman dengan keadaan yang baru akan membuat seseorang berusaha meningkatkannya lagi. Itu semua akan berdampak pada pikiran, hati dan tingkah laku. Bukankah, sholat membuat seseorang menjadi tentram, damai dan terhindar dari perilaku tercela. Nah seperti itulah proses dari berjilbab, jika semakin ditingkatkan dan ditingkatkan lagi maka akan terasa manfaatnya. Sehingga membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih dan baik lagi. Jangan menunggu untuk menjadi sempurna baru memakai jilbab tapi segeralah untuk bersiap menjadi pribadi yang lebih baik dengan hijab mu. Mungkin awalnya menggunakan hijab yang sederhana ya tidak apa-apa itu latihan. Tidak mungkin kan seseorang ingin belajar berenang menjadi perenang handal ia langsung latihan menuju samudra. Pasti ia akan belajar di kolam renang yang cetek terlebih dahulu kemudian kolam yang lebih dalam lalu ke sungai dan seterusnya. manusia itu sel hal selalu melewati langakah demi langkah dalam hidup, sama saja dengan jalan menuju kesuksesan di mulai dari hal sederhana kemudian berkembang menjadi hal yang besar
Jakarta - Tidak sedikit orang memutuskan untuk berhenti bekerja meskipun tengah menghadapi situasi seperti ini. Ada yang menemukan tujuan hidup baru, ada yang sudah lelah bekerja, ada yang hanya berhenti untuk mencapai tujuannya. Banyak dari pekerja tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk berhenti dari pekerjaannya. Beberapa gejolak perasaan yang dilematis mungkin membuat Anda jadi sulit untuk menemukan pilihan yang tepat. Inara Rusli Ungkap Tipe Pria Dambaannya, Sosok yang Bisa Saling Mengingatkan Urusan Dunia dan Akhirat Hobi Menunda Pekerjaan Bisa Berakibat Serius, Begini Cara Mengatasinya Dibuka Lowongan Telemarketing Officer, Cek Sekarang di KitaLulus “Banyak hal buruk, seperti salah mengerjakan tugas, berselisih dengan rekan kerja, frustrasi dengan lingkungan kerja. Apakah hal tersebut menjadi pemicu untuk berhenti bekerja? Itu adalah pendekatan yang berbeda,” jelas pakar dan editor Harvard Business Review Amy Gallo. Perlu beberapa waktu untuk mengevaluasi diri dan mengidentifikasi apa permasalahan yang membuat Anda tidak puas, merasa terjebak, dan sebagainya. Dengan memikirkannya akan mempermudah pengambilan keputusan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan. “Selama pandemi, semuanya serba intens. Semuanya merasa lelah dan mungkin stres menjalani hidup,” papar Gallo. Namun, yang menjadi tanda tanya adalah apakah situasi dan kondisi tersebut mampu mengubah sudut pandang pekerja atau Anda sendiri dalam melihat dunia pekerjaan. Menjadi penting untuk mengetahui apa alasan mendasar yang membuat Anda berhenti bekerja. Cari apa permasalahannya yang dapat diperbaiki. Uraikan satu demi satu aspek potensial apa yang tersedia agar dapat membangkitkan kembali gairah dan kepuasan Anda untuk bekerja. Jika tidak menemukan jawabannya, mungkin cobalah mencari pekerjaan lain. * Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang TandaIlustrasi kelelahan bekerjaMengutip dari laman CNN Business, Jumat 17/09/2021, ada beberapa tanda yang menjadi perhatian bagi setiap pekerja yang tidak tahu kapan harus berhenti dari pekerjaannya. Yuk simak penjelasan berikut ini. Tidak Termotivasi Untuk merasa tetap termotivasi adalah hal yang menjadi cukup menantang bagi beberapa orang, apalagi jika Anda tidak merasa ada ruang untuk melakukan kemajuan atau peningkatan. Memiliki perasaan pada apa yang sudah dimiliki sendiri dapat terlihat berbeda untuk individu lain, misalnya kurang promosi dan tidak ada kenaikan gaji, tidak ada tugas yang menarik perhatian atau kurangnya eksplorasi keterampilan lain. Janji yang tidak ditepati dalam jangka waktu yang panjang seperti promosi, kenaikan gaji, pemberian pelatihan, mungkin terdengar membosankan dan banyak energi yang terkuras. “Jika Anda tidak merasa seperti ada terobosan baru transparansi terhadap apa yang terjadi di perusahaan dan koneksi yang jauh antara atasan dan bawahan, hal tersebut dapat menjadi salah satu alasan” ujar pelatih karir Jody Michael Associates Anna Bray. 2. Memiliki Konflik dengan Atasan Perselisihan adalah sesuatu yang tidak bisa hindari, terutama dengan atasan dan rekan kerja. Ketidakpuasan akan hasil kerja yang sudah dilakukan mungkin bisa jadi salah satu pemicu konflik. Namun, ketika ada masalah seperti kurangnya kepercayaan, tidak ada dukungan, dan tidak mencapai kesepakatan bersama, akan dapat menghambat produktivitas dan pengembangan karier seseorang. “Ketika Anda merasa harus terus memonitor apa yang dikatakan, dan tidak dipercayai secara langsung oleh manajer, hal tersebut memunculkan rasa ketidakpercayaan,” jelas co-founder pelatihan karier AMA La Vida Foram Sheth. Hal serupa juga dikatakan oleh Gallo yang menyarankan untuk mengevaluasi cara kerja yang buruk terhadap bos. Opsi ini dapat menjadi usaha yang terisolasi dari masalah budaya yang lebih besar. “Perilaku intimidasi toxic relationship, saya pikir itu adalah tanda-tanda yang nyata. Cobalah lihat sekeliling Anda dan bertanya Apakah ada bos yang lebih baik di sini?’” tambah Gallo. 3. Memiliki Kebiasaan MenundaIlustrasi Menunda Pekerjaan Credit menunda pekerjaan untuk disisihkan pada menit terakhir untuk dikerjakan secara terus menerus akan membuat Anda tidak produktif. Apalagi jika hal tersebut biasanya sudah dijadwalkan menggunakan jadwal terstruktur. “Ketika Anda menunda pekerjaan, dapat cenderung reaktif dan menunggu sampai menit terakhir sehingga kualitas dari pekerjaannya menjadi kurang memuaskan,” jelas Sheth. Hal tersebut nantinya akan mengalami pergesar dari Akhirnya saya berhasil melakukan ini’, menjadi Saya hanya perlu melakukannya dengan cukup agar tidak mendapat masalah’. 4. Ada Potensi Lain yang Ditemukan Ketika Anda merasa tidak puas dengan posisi Anda saat ini, Anda mulai memperhatikan peluang lain lebih sering. "Secara tiba-tiba, Anda mulai melihat peluang pekerjaan lain muncul di media sosial atau internet sehingga membuat Anda lambat laun untuk tidak berfokus lagi pada pekerjaan lama⎼fokus Anda telah bergeser," kata Sheth. Saran yang dapat dilakukan adalah Bila Anda menganggur dan pekerjaan Anda saat ini ditawarkan kepada Anda seperti itu, apakah Anda akan menerimanya atau terus mencari?’ 5. Memiliki Hambatan Nilai Budayailustrasi lelah bekerja/copyright By TORWAISTUDIO ShutterstockBudaya dari perusahaan Anda berperan dalam keterlibatan kontribusi yang tinggi, inisiatif, produktivitas, dan kebahagiaan Anda. Oleh karena itu, jika ada keinginan untuk berhenti. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah. Misalnya, jika keseimbangan kehidupan kerja adalah penting bagi Anda, akan ada banjir email yang konstan dari atasan setiap saat, yang dapat memicu kelelahan. Heth merekomendasikan bahwa pegawai harus merasa aman dan didukung selama bekerja. “Jika perusahaan Anda tidak memberi Anda sistem dukungan itu, inilah dapat menjadi alasan orang-orang pergi." tambah Heth. 6. Etika yang Kian Berubah Semakin banyak keluhan dan rasa lelah yang memiliki intensitas cukup tinggi dapat menjadi tanda peningkatan dari kurangnya minat Anda untuk bekerja. Ketidakpuasan yang terus berulang dalam pekerjaan, seperti rutinitas yang membosankan seharusnya menjadi motivasi Anda untuk melihat apa saja hal menarik yang terjadi dan ada di luar pekerjaan Anda. Meskipun tidak diharapkan selalu bahagia di tempat kerja, Sheth menyatakan dengan selalu bersikap defensif, memberikan respons yang singkat, dan memberikan informasi secara terbatas juga bisa menjadi tanda peringatan. Pergeseran dalam sikap dan pendekatan Anda terhadap pekerjaan dapat menjadi indikator bahwa sudah waktunya untuk memikirkan kembali berbagai hal. Reporter Caroline Saskia * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
ingin berhijab tapi masih ragu